Sabtu, 17 Mei 2014

Kontradiksi (Original posted : 2009, March)

Aku mampu membakar amarahmu,
Namun juga mampu buatmu slalu merindu..
Aku mampu terbitkan air matamu,
Namun juga mampu melukis tawa diwajahmu..
Aku bisa membawa kabut hitam dihatimu,
Namun aku juga mampu menerangi hidupmu…
Kau mungkin mengira tau segalanya tentang aku,
Maka takkan pernah ada ragu…

Tapi taukah kamu,
Kadang aku menangis dibelakangmu,
Kadang aku menyembunyikan lukaku,
Kadang aku berbohong di balik senyumku,
Hanya agar kau tak kehilangan satu kata : ‘bahagia’
Karna kau tak perlu tahu masalahku…

Kau bilang aku lemah,
Namun aku mampu menjahit luka yang tak kau tahu,
Kau bilang aku rapuh,
Namun aku mampu menghapus perih yang menggerogoti hatiku,
Dan taukah kamu sedalam apa kesabaranku?
Aku yakin kamu tak pernah tahu… Dan tak perlu tahu…

Mungkin kau benar,
Jentikan Tuhan bernama cinta itu bukanlah rasa tanpa batas,
Namun merupakan perjanjian hati yang erat dan rahasia,
Dan kini aku tlah tau batasnya,
Dan cinta tak lagi sekedar ‘cinta saat logika telah sanggup berkoalisi dengan hati…

Tak perlu seluruh hati untuk kau tempati,
Tak perlu seluruh waktu untuk menunggu,
Biarkan apa adanya, tanpa syarat, namun slamanya…

Terima kasih untuk semua bahagia yang kau bawa,
Terima kasih untuk semua cinta yang kau jaga,
Terima kasih untuk semua kejujuran yang membuatku percaya,
Dan aku akan memegang perjanjian itu, selama aku mampu…




Tidak ada komentar:

Posting Komentar