Senin, 04 Agustus 2014

Mudik

Hari kedua masuk kembali ke kantor..
Sampai jam segini aku masih bingung mau mengerjakan apa karena kerjaan sudah diborong semua sampai habis sebelum mudik kemarin.
Yaps... Ini tahun pertama aku mudik dan berjauhan dari kampung halaman.
Ngerasain juga rasanya berdesak-desakan di bandara yang mendadak padat oleh manusia. Bandara yang biasanya sepi dan lenggang tiba-tiba menjadi penuh dengan bermacam macam manusia dari mana saja.

Kuputuskan untuk melahap habis semua jatah libur sekitar 8 hari untuk dihabiskan dirumah dan memesan tiket untuk penerbangan malam walaupun besok paginya sudah mulai masuk kantor. Betapa berharga nya satu jam saja di rumah... Hmmm... Kapan bisa pulang lagi... Mungkin akhir tahun.
Mengingat jadwal diklat yang mungkin padat dan aku takkan mungkin bisa pulang di sela-sela jadwal tersebut dengan hanya mengandalkan libur tiga hari yang terjepit.

Malam itu, Minggu, aku serasa terdampar sendiri di sini. Jalanan sepi, belum ada separuh bahkan sepertiga pemudik pulang ke kos atau kontrakan di sekitar kantor. Dengan perut keroncongan berkat delay berjam-jam, aku mulai mencari warung makan yang sudah buka. Syukurnya sudah ada satu warung pecel ayam yang buka dan terobati lah wabah kelaparan itu...:v

Jalanan tak seramai biasanya, yang biasanya sudah jalan kaki seminggir apapun masih juga di klakson, nah kali ini tidur di jalan atau balik ke kos dengan ngesot pas di tengah jalan pun ngga akan ada yg protes aatau klakson :v berasa di kota hantu. Benar saja kata Nidia, temanku. Jakarta kalau musim mudik sepi banget, enak, bebas macet.

Lain ceritaku, lain pula cerita teman-lain lain yang mudik dengan kereta antar wilayah di Jawa. Teringat pas heboh-hebohnya mereka cepat-cepatan berebut tiket kereta di website kurang lebih 3 bulan yang lalu. Telat semenit saja, tiket langsung ludes. Nasib banget yaa... Saking penasarannya pernah dua malam aku ikut begadang menunggu jam 12 malam menunggu tiket di release di web KAI. Malam pertama, bantu ikut rebutan tiket buat temanku... Tapi gagal.. Malam berikutnya aku begadang lagi, dan Yes! Dapat. Akhirnya Tika berhasil dapat tiket pulang balik ke Jakarta untuk tanggal 1 Agustus dengan kereta malam dengan tiket seharga 55ribu. Wah hematnyaa... Seandainya tiket pesawat bisa semurah itu, sudah pasti tiap minggu aku akan pulang :v

Apa rasanya ya berjam-jam di kereta? Bosan? Ngantuk? atau...? Sepertinya sekali-sekali aku harus naik kereta buat nyobain gimana rasanya.

Sudah hampir jam 12, Saat nya makan siang...
Sambung cerita lagi nanti ya..