Minggu, 07 Desember 2014

I Miss You, Mama..

Menjadi seorang ibu, adalah keinginan setiap perempuan di dunia termasuk aku. Walaupun hingga saat ini aku belum menjadi seorang ibu, mungkin suatu saat nanti hal itu akan terwujud. Bukankah semua akan indah pada waktunya? 

Siang ini dengan hasil browsing di internet yang berupa informasi daftar harga akhirnya aku mendapatkan keyakinan untuk membeli perlengkapan dapur di kost di salah satu tempat penjualan alat-alat elektronik di sekitar Arion Mall, Rawamangun. Seperti biasa, angkot 02 lumayan sepi. Hanya ada beberapa perempuan muda dan 2 orang ibu bersama anaknya. Si ibu muda, memangku anaknya yang masih bayi sambil bercanda dengan bayinya tersebut. Wahh.. bahagianya.. Sementara ibu yang satu lagi, yang dari wajahnya terlihat sudah cukup berumur, duduk memeluk anaknya yang kira-kira masih TK yang duduk mengantuk. Tak lama mereka pun turun dari angkot. 

Dapat kulihat si ibu susah payah turun dari angkot, seperti merasa kesakitan di bagian kaki nya. Tapi begitulah yang namanya ibu, sesakit apapun, ia akan tetap mengurus dan mengantar anaknya dengan baik, serta membawa anaknya jalan-jalan semata-mata agar anaknya senang, walaupun mungkin sebenarnya mereka sedang tidak sehat.

Tiba-tiba bayangan Almarhum Mama melintas di pikiranku. Pemandangan ini sungguh membangkitkan kenangan lama. Masa kecilku banyak dihabiskan dengan berjalan-jalan dengan mama, terkadang dengan bapak, terkadang dengan keduanya, tapi memang lebih sering berdua saja dengan mama. Dari mengantar sekolah, bimbel, belanja, termasuk wisata kuliner bersama. Mau naik sepeda, naik motor, atau naik angkot, tetap berasa seru. Semakin jauh, semakin menyenangkan. 

Ya, mamaku mungkin tipe petualang, dan itulah kesamaan kami. Bahkan sampai tahun lalu, kebiasaan jalan-jalan berdua itu masih kami lakukan bersama. Menjelajahi tempat yang belum pernah kita tuju, mencoba makanan yang belum kita cicipi.. Dan kini setiap melewati tempat-tempat itu aku hanya dapat meneteskan air mata. Dia seolah duduk di sana sambil tersenyum, tapi kenyataannya mama sudah tidak ada...

Dan rasa kesepian ini tiba-tiba menyeruak di hati. Segala rasa kasih sayang, baik oleh suami, pacar, sahabat atau siapapun tak akan pernah menyamai kasih sayang orang tua. Mungkin aku sudah dewasa dan semua orang memandangku sebagai perempuan yang kuat dan mandiri, tapi saat mama meninggal tahun lalu, aku seolah kehilangan segala kekuatan itu. Aku akhirnya tau sejauh apa rapuhnya aku, seolah tak memiliki lagi alasan besar untuk hidup...

Berbulan bulan aku mencoba menyeimbangkan hati dan pikiran ini, menyibukkan diri, berusaha ikhlas dan akhirnya aku bisa. Tapi tetap saja, rasa kosong itu tetap ada.. mungkin sampai nanti saat aku mati. Seandainya kita bertemu di Surga, apakah mama akan tetap mengenali aku sebagai anaknya? Anaknya yang mungkin dulu bandel dan mengesalkan, walaupun di depan orang lain aku tetap dibanggakan olehnya.. Mama, masihkah nanti tetap menyayangi aku seperti dulu? 

Aku rindu sekali saat telepon berbunyi dan mama mencereweti aku, mengingatkan aku makan, sholat, dan bercerita tentang banyak hal.. Aku rindu sekali membawa mama jalan-jalan mencari makan malam.. Aku rindu sekali menangis di pelukmu saat aku patah hati... Walaupun ingusku kemana-mana, kau hanya tertawa.. Mama, I miss you....

Aku tak sadar, sudah berapa lama aku melamun.. Dan angkot sudah berhenti di sekitar lampu merah di perempatan Arion Mall. Kurasakan pipiku mulai basah dan ibu muda di depanku memandangku dengan heran. Aku hanya tersenyum, dan dia membalas senyumku. Aku turun dari angkot dan menyerahkan uang lima ribu dengan hati tak menentu.

Suatu saat nanti, saat Tuhan telah mempercayakan kepadaku untuk menjadi seorang ibu, aku berharap aku dapat menjadi bagian dari ibu-ibu terbaik untuk anaknya. Semoga...








Tidak ada komentar:

Posting Komentar